Kamis, 16 April 2020

Kontribusi Sebagai Teman



Honestly ini aku tulis sebagai salah satu ekspresi yang belakangan ini aku selalu digiring untuk suudzon sama temen. Aku tipe orang supel yang gampang bergaul sama siapa aja, sok asik sama siapa aja. Tapi dibalik ke supelan itu, aku pilih pilih dalam berteman. 

Soal kontribusi teman literally menurutku gaperlu dibahas panjang lebar sih, tujuan aku nulis ini juga sebagai tindak sadar aja dalam berteman. Maksudku gini “why you cant do the best for your friends?”. Kenapa saat temen kamu dateng minta bantuan kamu gak bisa mempersembahkan yang terbaik?. Padahal menurutku seseorang yang meminta bantuan adalah karena si doi gabisa “do it by self”. Doi gabisa nge handle sendiri urusannya.

Sosial distancing yang buat mual ini adalah bukti bahwa manusia gak bisa hidup sendirian. Secara garis besar manusia butuh teman duduk. Ga etis emang kalau kita selalu bahas “teman itu hubungan timbal balik.  Aku bisa bantu kamu, kamu harus bisa bantu aku”. Atau “saat kamu jatuh aku ada, saat aku butuh kamu kemana?” duhh ribet urusan.


Kalau baca Shirah Nabawiyyah tentang kontribusi sahabat terhadap Rasulullah luar biasa harunya awesome readers. Kesetiaan paling besar dalam sejarah, duhh meleleh hatiku. Kita memang dijaga sebab kemauan hati kita mencurigakan sekali. Kita masih suka dzalim sama sahabat sendiri, gak berani menasihati kesalahannya,  mengabaikan kelemahannya, menyakiti perasaanya atau bahkan mendzalimi dengan prasangka prasangka buruk.

Ibnu Qudamah mengatakan, “Jika terbesit di hatimu prasangka buruk terhadap seorang muslim, hendaklah kamu memberikan perhatian yang lebih kepadanya dan mendoakan kebaikan untuknya. Karena hal itu akan menjadikan setan marah dan menjauh darimu sehingga dia tidak melemparkan prasangka buruk, karena khawatir engkau akan sibuk mendoakan kebaikan untuknya dan lebih memperhatikannya”. (Mukhtasar Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah:172)

And also islam udah ngatur semuanya, perihal pertemanan udah ada hadisnya. Tentang berteman apakah kita diwarnai atau mewarnai, apakah berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Kemudian tentang  bagaimana menjaga ukhuwah agar tetap kokoh, saling menebar dan memberi manfaat.


Finally i think kalau kamu bisa melakukan yang terbaik kenapa engga? Karna menurut kepercayaanku gaada balasan dari kebaikan selain kebaikan juga. Ga mesti doi yang bales kebaikan kita, Allah is the best for do that. Gausa khawatir soal temen yang  gabisa bales kebaikan kita, khawatirlah kalau kita gabisa berbuat baik untuk temen kita.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan main trabas.

Allah menguji hambanya dengan maksud, ya tentu maksud menguji bukan karna benci, tipis kemungkinan karna murka. Lagian wong sudah dikasih ko...