Rabu, 28 November 2018

Muda Kalah.

Punggung kekar tuan tabah kala itu merindu tempat bersandar. Di atas kursi kayu ia merebah. Memejam erat, bersedekap tangan. Mulut menganga, nafas tersengal.

Dikata, ia pelalai. Sebab saat itu ia timbun ashar bersama peluh. Tapi siapa sangka? Ia penyembah paling patuh. Lisan emasnya tiada pernah mengeluh. Sedap manis ia makan sebagai buruh. Memang, tabiat manusia suka salah angkuh. Ia salah roman dipandang orang.
Satu persatu burung murai berkicau. Berdenyut denyut memecah dingin yang mencekau. Tapi mentari yang lamat lamat undur diri. Acapkali bertukar dengan awang awang yang jarang ku jumpai. Bersama angin ia tebar wangi kasturi.

Dari muka jendela kamar kulayangkan pandang pada tuan tabah. Masih terlelap dengan pakaian lusuh pemberian borjuasi. Terganyih kalbu tuk menyadarkan diri. Pecah kabar saat telinganya mendengar 'ashar hampir tinggal'.

Ia terdayuk,
Lalu terduduk
Belum tandas,
Masih pantas

"Pinjam ragamu sebentar"

"Untuk apa?"

"Berjumpa dengan Nya"

Kemarin
Wiraga tegap
Wirasa kalap
Muda mati ter sergap

Hari ini
Tegap berganti rapuh
kalap berganti simpuh
Tua, mati matian berpeluh

Dik, pagi memuda.
Petang menua.
Begitu cepat lalunya
Seperti kita di dunia
akan fana pada masanya.

Sebelum hati kembali dihujani sarwa derita.
Ia enggan dosa jadikan histeria. Sebab bila Dia murka, kita bisa apa ?

Sebentar saja episodeku akan tamat, dan tulang tulangku habis di lumat liang zulmat. Tapi kapan muda nyata ber i'tikad?

Ah bedebah. Jangan mengiba jangan mengghibah. Karna kau sudah kalah.

Selasa, 20 November 2018

Kumpulan Sajak Pendek

"Aku berpuisi dalam rangka memahami semesta"
-della siska-

.
.
.
______________________________________

AKU

Dicipta
Biar menghamba

Di uji
Biar mandiri

Tapi
Rupanya ia penjahat kelas kakap
Kalap
Tersergap

Ia buta evaluasi
Pretensi
Mati arogansi

                                       🐣🐣

PUJANGGA

Mengeja kata
Menjejalkan makna
bukan astrofisika
Bukan pula budak cinta

Kadang mata memejam
Berintuisi memilih diksi
Kepayahan memainkan huruf
Menyeduh a,i,u,e,o pada sebuah shuhufu

Dikata penyair
Ia bukan
Dikata budak sastra
Juga bukan
Ia pemain kata
Pasif
Impulsif

                                      🐣🐣

KECEWA

Kemarin
Aku pelupa
Aku pemaaf

hari ini
Masih sama

Esok,
Mungkin tiada

                                    🐣🐣

RASULULLAH

Semurni cinta Nabi
Bak kasturi
Wanginya menyemai penduduk bumi
Ia adiluhung
Adiagung

Amr nahi
Ia ajar sampai mafhum
Nadb wujub
Tiada tertinggal

Afeksinya kronis,
Meski bertatap dengan pencela sadis
Menangis
Ter iris
Namun kemuliaanya tak henti tuk dilukis
Sebab diksi para darwis tak pernah habis

                                  🐣🐣

JARAK

J-arak
Dikata bukan pemisah
Hanya raga
Bukan rupa

Hanya rahasia
Semakin besar
Atau memudar

                                   🐣🐣

BERTAHAN

Menepi
Bukan beranjak
Meski hampa makna
Lantunkan doa tiada jeda

Kau pengembara
Aku pengembara
Jangan beriak
Jangan koyak

Bertemu
Lalu bertamu

                                       🐣🐣

KHIANAT

Pernah aku berkaca pada telaga
Kutemui seorang durjasa
Lain rupa lain raga
Kumandangnya menghuni jiwa jiwa yang alpa

Jiwa buram, kelam
Namun ia tiada faham
Bahwa Allah tak selamanya menguji
Akan tiba masa, para hamba di adili

                                  🐣🐣

ISTIQOMAH

Gagal
Tersengal
Telinga dijadikannya bengal
Menilik
Lalu mencekik

Tapi, saat raga mampu bangkit
Legit
Lalu sakit
Menjerit
Mati terhimpit

                                   🐣🐣

JILBAB dan AKHLAK

Ada dalam sebuah maklumat
Hijab tanda seorang taat
Tapi mata jahil manusia senang mengadili
Akhlak yang utama diperbaiki

Sebab langkah yang gontai
Acapkali makna itu sukar dicapai
Kau bukan khadijah bukan pula maryam
surga bagimu, masih temaram

                                    🐣🐣

HUJAN
seperti tak ingin lepas dari kota, hujan berjatuhan diantara miliaran manusia. Ia buat kuyup yang berpayung, pekat serupa lembayung.

Jiwa jiwa sarat,
Larut dalam luka, kian sekarat.
Aku tertegun membayangkan diriku
Kepayahan dilanda rindu.

                                        🐣🐣

AKAD

Penguji
Tak tau malu
Ucapnya bagai madu
Lagit menggigit

Tak ada angan ataupun ingin
Tapi senang merayu
Dasar dungu
Berhenti menggali perasaanku
Jika yang sesederhana akad saja anda tak mampu.

_______________________________________

Instagram : @dellasiskaa

Minggu, 18 November 2018

Larik Rabiah al Adawiyah

Aku menulis bukan untuk merasa tunai. Ia adalah rasa yang sulit kugambarkan oleh diriku sendiri. Kata demi kata yang kurapal, acap kali ku musnahkan. Tapi kata katalah yang melahirkan tulisan. Dan kata kata, ada sebelum tulisan. Dan hanya kata kata pula lah yang akan selalu ada setelah tulisan.

Fonem vokal yang berjatuhan dari atap kamarku terus merengek dan menggoda jari jemariku yang tertidur lelap. Gugup, berkeringat, jariku tak sanggup menulis, barang satu huruf. Kembali ku benarkan nafas, agar tulisanku menjadi pas. Namun ia hanya menyisakan kata "cinta" pada hati yang terluka berat.

Aku teringat pada sesuatu yang lekat. Ia tersusun dalam rangkaian kata yang tak mudah robek. Abadi meski semesta mengadili tanpa bahasa. Kala itu Rabiah berlari diantara ramainya pasar. Ditangan kirinya ada obor yang menyala, dan di tangan kanannya ia bawa seember air. Mata mata manusia terbelalak melihat tingkahnya, dan bertanya “Hai Rabiah, apa yang kamu lakukan?”

"dengan air ini aku ingin memadamkan neraka dan dengan api ini aku ingin membakar surga, agar setelah ini orang orang tidak lagi menyembah Tuhan karena takut neraka dan berharap surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena cinta” timpalnya.

Dan kebutaan tentang cinta Nya tak kan pernah mengering. Ia paksa mata tuk menangis, terus menerus hingga hilang dari wajah. Seperti ombak laut yang bertepukan, syair para darwis selalu menampar kepekaanku. Aku dan kisah ini, takkan pernah selesai. Bahwa menulis bukan alasan semua telah tunai.

Sabtu, 17 November 2018

Hatimu, jaga baik baik

Hatimu, jaga baik baik.

Gemercik berkah jatuh mengetuk ngetuk tanah. Terbata bata mengirim cinta si maha tabah.

Sore itu, bulan merah jambu tampak merekah. Membias cahayanya menjadi beberapa warna.
Menyusup tiap relung jiwa, menerobos masuk selaput mata.

Dear hati,
mengapa begini ? tak bosan pada tiap tetes mutiara yang kau seduh menjadi rima ? Katamu, kau akan bahagia bersama semesta bukan ?

Sembuhlah, tulang yang mungil lagi pucat sudah cukup membuatku sakit. Mata yang tak kunjung terpejam juga bibir yang masih saling membungkam sangat cukup menjadi saksi tiap malam.

"kau bukan siapa siapa!"

Tulismu pada bait terakhir. Kulihat tanganmu yang tak berdaging itu begitu mahir, merapal kata kata dzohir, seolah tak percaya pada takdir.

Dan pada tiap sujudku yang dalam, aku selalu meminta agar kau bahagia dengan segala ketetapan Nya. Meminta agar Allah senantiasa melukiskan rona jingga pada semesta, dan menurunkan hujan pada akhir malam. Untuk apa ? agar setelah kau bahagia kau terlelap dalam buaiannya.

hatimu, jaga baik baik.

26 juni 2018
oleh @dellasiskaa

Kamis, 22 Maret 2018

Jomblo La Tahzan!

Definisi jomblo menurut para ahli.

"Jomblo itu makanan dari singkong yang isinya oncom."
Penulis,

"Jomblo itu serba bully..😒"
Rindu juliana,

"Jomblo itu jodoh masih belom nongol"
Wida dwi,

"Jomblo itu prinsip bukan nasib"
Devinka,

"Jomblo itu manusia"
Galih,

"Jomblo itu ibarat permata di tengah limbah ! Dia rela terlihat asing di tengah kemaksiatan yang dianggap sebuah trend dan penyemangat ! 👊"
Rafi firdaus,

Jadi jomblo itu apa ? Makanan? Trend?.
Santai aja kali jadi jomblo 😅 kamu jomblo juga masih hidup kan. Punya pacar itu bukan sesuatu yang wajib. Yang harus dipenuhi, yang mana kalau kamu ga punya pacar kamu bakal terdzolimi, bakal dibully. Hadehh-__-

Biasanya nih jomblo kayak aku tiap minggu kalau gada agenda selalu jalan. Yah menyamarkan diri dari kata jomblo sih lebih tepatnya.

Tempat yang aku kunjungi juga bukan tempat wisata yang dikit populasi jomblonya. Yah kadang terpaksa kesana untuk hasil photografi yang bagus sih. Aku biasa ke gramedia, Mall yang ada toko bukunya, atau perpustakaan daerah. Ga selalu beli buku juga sih, kadang cuma baca aja heheheh. Abis ibuku itu sering banget nyindir. Padahal harusnya bangga kan punya anak jomblo taat stadium empat.😆

Belum lagi adik aku yang suka nyinyir. Jadi waktu itu aku pulang hampir magrib. Mungkin sekitar sepuluh menit lagi. Ayahku belum jemput, gataunya kerja lembur hari itu. Mau naik gojek inget pesan ayah, kalau udah lewat batas maksimal jam setengah enam gaboleh naik gojek. Ayahku sayang banget sama anaknya. Heheheh

Akhirnya hari itu aku minta jemput orang rumah. Aku coba hubungi adik aku, sebenernya sih males banget, tapi terpaksa.

Aku : "dek jemput ya, aku nunggu di depan gerbang."

Adik : "naik gojek aja sih. Kalau engga nunggu ayah."

Aku : "Ayah lembur. Kata ayah juga gaboleh naik gojek. Kan ada motor sih dek."

Adik : "Kata ibu naik gojek aja gapapa. Dah sana pesen udah dapet Ridho ibu juga. Ridho Allah ridho orangtua."

Lima menit kemudian..

Aku : " dek gojeknya lama lho. "

Adik : "haha makanya, hari gini masih naik ojek online. Minta jemput pacar dong."

Aku : " awas lu ye dirumah -___- "

                               😆😆

Kring kring kring ...

Setelah menunggu om gojek jemput ga lama kemudian telponku berdering. Aku kira om gojek yang telpon ternyata si doi.

Doi : "Assalaamu'alaikum del"

Aku : "wa'alaikumussalam."

Doi : "Kamu dimana del? Malem ini bisa temenin aku ke gramedia engga ?"

Aku : "gabisa kayaknya. Masih di sekolah oi, lagi nunggu om gojek."

Doi : "yaudah batalin aja. Aku yang jemput, ya"

Aku : " wah ga enak sama om gojeknya oi."

Doi : "Bayar aja nanti uangnya aku ganti."

Aku : "Wah maksih ya oi."

Alhasil akhirnya aku pulang sama si Doi dan udah minta izin sama my mother ya guys. Setelah sholat magrib kami ke tempat makan bentar dan cuss ke gramedia. Buku yang dia beli lumayan banyak. Satu yang menyilaukan mata, dia beli buku yang ada di daftar list bakal aku beli. Saban hari nabung buat beli buku itu. Tiba tiba,

" nih buat kamu "

" wah yang bener aja oi "

"Iya bener. Sengaja beli buat kamu, dibaca dan di amalkan ya isinya."

*)bersambung, dan sayangnya paragraf diatas hanyalah cerita fiktif belaka😅😆

                               😆😆

Jomblo la tahzan !

Jangan merasa gapunya samangat hidup deh mblo. Daripada jagain yang belum pasti. Lebih baik tata diri dan temukan jati diri kamu dengan perbanyak prestasi dan organisasi.

Duapuluh tujuh tahun lagi. Tepatnya tahun dua ribu empat puluh lima kita akan menuju Indonesia Emas! Seratus tahun Indonesia berdiri dan pertanyaannya adalah apa yang akan kita berikan pada negeri ini ?

"Mari dendam pada masa depan! dengan menjadi solusi bagi masalah negeri ini".

Indonesiaku
Narkoba, pergaulan bebas, hedonisme dan budaya pop sudah tidak asing lagi bagi dunia remaja. Mau jadi apa negeri kita kalau kamu kelamaan menjomblo ? Eheheh bukan bukan:v pindah topik.

Meskipun sendiri kamu tetep masih punya hati kan mblo ?

Hati adalah penguasa anggota badan.
Apabila segumpal daging ini sehat, maka sehat juga anggota tubuh lainnya. Jika ia sakit, sakit pula anggota tubuh lainnya.

Pertanyaannya sakit hati ini lebih sering menyerang siapa ? Si jomblo taat atau pacar sesaat? Jawabannya adalah dua duanya hehehe.

Pertama, jomblo taat wajib jaga kesucian diri sampai berakhir masa ke jombloannya. Buat kamu yang jawab jomblo itu menyakitkan adalah karena kamu sering baper sama selebgram yang udah nikah-__-

"Gimana ga baper yang muncul di beranda kek gitu."

"Healah tong. Gak muncul kalau kamu gak nge follow." Kelir ?

Yang menyedihkan bagi para jomblo adalah ketika dia mulai jatuh cinta. Bahagianya luar biasa 😂 sampe emak ngajak ngomong aja ga di dengerin. Astaghfirullah!

Dan yang lebih fatal ketika jomblo udah berharap. Tapi seketika harapan pupus, si dia php, patah hati dan mau gantung diri, eheh serem banget sampe gantung diri😅 Alhasil kamu ngurung diri, blokir si dia, hapus kontaknya, dan mulai tu buat status galau!.

Gak kece banget deh lu jadi jomblo hhehe.

Kedua, pacar sesaat.
Bukan cuma hati yang sakit mblo, punya pacar juga buat banyak orang jadi sakit. Dompetmu sakit karena harus ngajak jalan dia. Emak juga sakit karena mikirin biaya hidupmu plus pacarmu. Disisi lain temen temen kamu juga bakal sakit karena uang makannya kamu pinjem. (Khususan anak kos)

"Eh tong lu ga kasian apa sama temen lu? Makan aja irit uangnya malah lu pinjem."

Lagi, buat kamu yang punya pacar posesif atau overprotektif atau apalah itu namanya. Dengerin, aku ramal kamu pasti sengsara:) ya kan?

Mata melirik ke kanan dikit ada yang marah. Jawab sapaan dari lawan jenis marah. Telat antar jemput, marah. Salah beli sesuatu buat si dia, marah. Katanya gini,

"Kamu dan aku itu satu. Gabisa dipisahkan, kamu milikku aku milikmu."

Healah tong, yang bener kita semua itu sama, sama sama hamba Allah yang Maha Esa, dan kita hanyalah MilikNya.

Jadi masih ragu buat putusin pacarmu? Gamau nyoba jadi jomblo gitu? Hehehe.

Tunggu part 2 yaaa ❤

Kamis, 01 Februari 2018

Sahabat Syurga

Pada titik terendah kelemahan hati, Nia kembali menyeka air mata yang terus menetes membasahi pipinya yang merah. Nia sadar bahwa hakikat pertemanan bukan perihal hubungan timbal balik. Hanya saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, itu saja.
Luka yang menyentuh hati kecilnya terasa lama sekali. Nia larut dalam tangis tanpa sadar bahwa Allah telah mengirimkan rezeki berupa sahabat sholeha. Aya, dan Rena namanya.

Penampilan ketiga sahabat itu sangat bertolak belakang. Namun hati mereka satu. Saling memberi, saling menguatkan, saling melengkapi dan yang terpenting adalah saling mencintai.
Barangkali Nia yang lebih dulu mengakrabi islam, namun Aya dan Rena tak pernah merasa bahwa Nia mengguruinya.
Demi Allah, aku iri dengan orang orang yang saling mencintai karena Allah.

                                  🐣🐣

Dalam dekapan ukhuwah, mereka berjuang menjadi pengemban dakwah. Melukis jejak menjadi penyampai risalah.

Suatu hari, ketika kelas lengang dari kebisingan. Aya mengajak Nia yang sedang sibuk dengan tugasnya ke masjid. Sedangkan Rena sudah menggandeng tangan Aya. Namun Aya hanya melempar senyum tanpa menggenggam tangan Nia. Nia hanya mengangguk ta'dzim meng iyakan.

Nia berjalan dibelakang Aya dan Rena.
Lambat sekali. Seolah berat menapakkan kaki diatas bumi.

"Niaa..." sapa seorang laki laki berbadan tirus. Nia menggangguk membalas.

Sepanjang jalan menuju masjid Nia terus disapa oleh orang orang yang ditemuinya. Nia, wanita yang ramah juga pengurus inti organisasi sekolah, memang dikenal hampir di setiap penjuru kelas. Gayanya yang gaul namun tetap syari membuat banyak orang simpati. Kata kata yang menginspirasi membuat Nia banyak disukai, termasuk laki laki.

Terik matahari mengiringi jalan Nia, Aya dan Rena. Mereka berjalan berdampingan. Sesekali Nia menggoda Aya dan Rena. Tiba tiba keadaan menjadi lengang.

"Ren. Aku mau tanya deh." Nia menghentikan langkahnya.

"Kenapa ya ujian aku selalu laki laki.." sambungnya.

"Maksudnya Ni? " Rena balik bertanya.

"Iyaa, satu laki laki selesai dateng lagi satu. Fasenya selalu begitu. Aku capek Ren." Nia melanjutkan langkahnya.

"Oh, mungkin itu balesan buat kamu Ni. Kamu kan suka gangguin laki laki." Rena berlalu mendahului Nia.

Nia terdiam. Matanya terbelalak menatap langit. Hatinya patah, semangatnya melemah. Di sisi lain Aya juga berlalu meninggalkan Nia. Tanpa berkata apa apa.

                              🐣🐣

Setelah percakapan singkat itu Nia menjadi lebih banyak diam. Patah hati sebab perkataan Rena mungkin akan segera sembuh, namun rasa tak lagi sama seperti dulu. Nia mulai mengerti apa yang dinamakan menasihati namun tidak menyakiti.

Perjalanan hijrah Nia memang tak pernah usai. Bahkan bukan sebatas ujian istiqomah, namun juga pertemanan. Hari ini Nia begitu lemah. Tak ada yang peduli dengan keadaanya. Nia mengurung diri, berbicara sebatas keperluan saja.
Nia ingat syair dari kak Salim A.Fillah.

ya, kubaca lagi firman-Nya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”
aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan
karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh
saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping

kubaca firman persaudaraan, Akhi sayang
dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan;
“para kekasih pada hari itu menjadi musuh sebagian yang lain…
Kecuali orang-orang yang bertaqwa”

Nia terdiam. Memang benar, mungkin iman nya lah yang sedang sakit. Iman nyalah yang sedang compang camping. Nia tak mau menyalahkan Rena, Rena tak salah,imannyalah yang sedang sakit.

Bahwa benar pula nasihat Rena bak bara api yang membakar hati Nia. Bahwa kebaikan Rena justru melukai Nia. Maka Nia kembali memaafkan diri, hati Nia sedang sakit.

                             🐣🐣

Nia mencoba menenangkan diri. Muhasabah kesalahan diri. Merendah, memohon ampunan kepada Sang Khalik Pembolak balik hati.

Namun suasana siang menjelang sore itu tak begitu baik. Suasana kelas makin bising dengan celotehan teman teman Nia. Meskipun begitu air mata Nia masih terus berjatuhan dipipi. Tanpa berfikir panjang Nia merapihkan buku buku yang berserakan di atas meja dan berlalu meninggalkan kelas.

Tak banyak yang Nia minta kepada Allah selain permohonan maaf sebab imannya yang sakit. Baginya yang terbaik adalah segera bersujud memohon ampun kepada Allah. Akhirnya Nia sholat dua rakaat, Nia panjangkan sujudnya. Nia ceritakan semuanya kepada Allah. Isak tangisnya terdengar jelas dari balik tabir Nia sholat. Kulihat, sesekali Nia menyeka air matanya, dan lagi di rakaat kedua Nia memanjangkan sujudnya. Kali ini sangat panjang.

Dalam keadaan terlemah, Nia mempertemukan dua tangan yang saling menengadah memohon pada Rabbnya.

"Tasma'uni yaa Rabbah.."
"Dengarkan aku ya Allah .."

"Penuhi hatiku dengan cintaMu
Cukupkan aku denganMu"

Pintanya begitu lirih.
Hari ini, kusaksikan Nia begitu lemah. Tak seperti kemarin, gigi gingsul dan lesung pipinya selalu terlihat. Kemarin, Nia begitu bahagia.

                               🐣🐣

Beberapa menit kemudian terdengar langkah kaki para siswi berbondong bondong memasuki masjid. Nia lelah, rasa kantuk menghampirinya. Nia hampir tertidur. Akhirnya Nia kembali mengambil air wudhu.

"Allahu akbar Allahu akbar..."

tiba tiba terdengar suara adzan yang membawa Nia larut dalam kebesaran Rabbnya. Kesedihannya melebur, cintanya memuncak. Harapannya kembali hadir, bahwa memang Allah rindu dengan tangisan Nia. Allah rindu dengan panjangnya sujud Nia. Allah rindu keluh kesah Nia. Allah rindu segalanya dari Nia.

Bahwa ketika Nia terpuruk, bukan orang lain yang membuatnya bangkit. Namun diri Nia sendiri.

Iqamah berkumandang tanda sholat akan segera di mulai. Lagi lagi hari ini, Nia sholat di shaf ke tiga. Nia tak ingin sholat disamping Rena dan Aya. Meski patah hati Nia sudah sembuh, namun masih belum bisa melupakan perkataan baik Rena. Rena memandang kosong Nia yang tak mau sholat disampingnya.

... bersambung ...



Duaaarrrr!! Heheh,
Kepoin kisah selanjutnya ya 😁😂

#BSH_part12345678910

Sabtu, 27 Januari 2018

Dream Writer

Kelak pada rintik hujan yang tak lagi datang, kamu adalah seseorang yang kupeluk erat sepenuh hati.

                               🐣🐣

Setelah hari ini aku percaya bahwa tak ada pengorbanan yang sia sia. Perjalanan singkat diatas bumi Allah tuk mencari tahu siapa kita sebenarnya.

Aku kembali membuka lembaran usang masa lalu. Mengisi kehampaan hati dengan cinta. Bukan bukan, bukan cinta yang itu tapi cinta yang satunya lagi. Cinta pada makhluk yang tak berakhir pada jari manis.

Aku mulai mengerti. Barangkali masalalu bukan sesuatu yang harus dihindari. Bukan hal yang ditakuti. Apalagi membuatku sakit seolah hati sulit tuk bangkit. Ku katakan padanya bahwa, kita adalah cerita yang telah lama usai.

Hidayah datang setelah hujan kembali pulang. Hati gelisah ingin hijrah namun sadar bahwa hati masih banyak salah. Ingin berubah. Namun diri belum mantap melangkah. Sedang aku sadar, semuanya butuh proses yang panjang. Butuh waktu yang tak sebentar untuk lebih akrab dengan islam. Dan air mata selamanya akan menjadi sesuatu yang kusembunyikan dalam kisah yang kuberi nama "Bukan Sandiwara Hijrah"

[ part 1 ]

Jangan main trabas.

Allah menguji hambanya dengan maksud, ya tentu maksud menguji bukan karna benci, tipis kemungkinan karna murka. Lagian wong sudah dikasih ko...